Macam-macam Dosa Dalam Islam

Pengertian Dosa


Kata “dosa“ berasal dari bahasa sansekerta sedangkan dalam bahasa Arab yaitu adz-dzanbu, al-itsmu atau al- jurmu.Secara istilah dosa adalah suatu aibat buruk yang diterima oleh manusia dikarenakan tidak menjalankan semua perintah Alloh yang menjadi kewajibannya dan menjalankan suatu yang di haramkan oleh ALLAH SWT.
Macam-macam Dosa Dalam Islam

Pengertian dosa yang terkandung dalam Hadist NABI ,Yaitu sebagai berikut :

“ Dosa itu adalah sesuatu yang bergetar dihatimu (terasa salah ) apabila dilakukan dan engkau tidak suka apabila hal tersebut diketahui orang lain.” ( HR Muslim dari An nawwas bin sim’an Al anshari :4632)

Dalam agama islam , dosa terbagi menjadi 2 yaitu :

1.Dosa kecil

2.Dosa besar

Dosa kecil

Dosa kecil yaitu dosa yang dilakukan karena mengabaikan perintah Alloh yang sifatnya tidak termasuk dalam dosa besar , baik di sengaja ataupun tidak.

Dosa kecil dapat diampuni Alloh apabila pelakunya mohon ampun kepada Alloh dan disertai dengan beramal baik.seperti yang terkandung dalam QS.HUD Ayat 114

Artinya : “ ………sesungguhnya perbuatan – perbuatan yang baik itu dapat menghapus perbuatan – perbuatan buruk (dosa kecil ).”

Contoh dosa kecil dintaranya adalah :

Zina mata
Zina telinga
Zina hati
Walaupun dikatakan dosa kecil, akan tetapi kita tidak boleh meremehkan nya karena dosa kecil juga dosa yang bahaya bahkan dosa kecil  dapat berubah menjadi dosa yang besar dalam keadaan tertentu.

Dosa Besar

Ulama fukaha sepakat bahwa pengertian  Dosa besar yaitu dosa yang pelakunya diancam dengan hukuman dunia , adzab di akhirat dilaknat ALLOH swt dan Rosululloh saw.

Dosa besar terbagi menjadi 2, yaitu :

Dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Alloh swt
Contoh nya syirik

Dosa besar yang akan diampuni Alloh apabila pelakunya bertobat dan melakukan ketentuan taubat yang sudah disyariatkan dalam ajara islam.
Contoh – contoh dosa besar

Para ulama sepakat bahwa yang termasuk dalam dosa besar sangat banyak.

Dalam kitab yang berjudul “ KABAIRUL KABAIR “ Karya syaikh imam adz dzahabi disbutkan bahwa ada 70 macam dosa besar.

Contoh dosa besar diantaranya adalah :

SYIRIK

Syirik secara ilmu tauhid, yaitu menyekutukan Alloh dengan sesuatu selainNYA baik dalam zatNya , sifat Nya , perbuatanNya (af’alNya ) ataupun dalam hal ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada ALLAH SWT.

Syirik merupakan dosa besar yang paling berat, sehingga pelakunya tidak memperoleh ampunan dari ALLAH swt, seperti firman ALLAH  dalam QS.AN nisa ayat 48 :

Artinya : “Sesungguhnya ALLOH tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari ( Syirik ) itu , bagi siapa yang dikehendakiNya .Barang siapa yang mempersekutukan Alloh , maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar .”(Qs.An-nisa ayat 48)

Orang yang melakukan perbuatan syirik yaitu disebut musyrik .Ada syirik yang tidak kalah untuk diwaspadai yaitu syirkul khafie atau syirkul Ashgor yang memiliki arti syirik kecil atau samar – samar yaitu riya’.

Perhatikan sabda Rosululloh saw :“Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kalian adalah syirik kecil . Maka (Rosululloh )ditanya tentang hal itu , maka beliau menjawab yaitu riya’ .”( HR.Ahmad )

2. Durhaka kepada orang tua


Durhaka kepada orang tua termasuk dosa besar yang ke dua, setelah syirik.

Hal ini bersumber dari Abu Bakar , Rosululloh saw bersabda :”Maukah aku kabarkan kepada kalian dosa orang yang paling besar ?kami para sahabat menjawab ,baiklah ya Rosulullah .Rosululloh saw bersabda :Menyekutukan Alloh (syirik )dan mendurhakai orang tua. “ (HR.Bukhori dan muslim )

Contoh perbuatan durhaka kepada orang tua:

a.Melakukan penganiayaan secara fisik kepada orang tua.

b.Melontarkan caci maki atau kata – kata kasar kepada orang tua.

Sedangkan mengucapkan “ah” saja sudah dilarang seperti yang terkandung dalam QS.AL-Isra’ ayat 23,yang artinya :”……Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua –duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu , maka sekali –kali jangan lah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataaan yang mulia .

c.Mengancam kedua orang tua.

d.Memutus silaturahmi kepda kedua orang tua.

e.Menelantarkan kedua orang tua dalam kemiskinan , sedang anaknya dalam keadaan berkecukupan.

3.Sihir


Para ulama bersepakat bahwa sihir merupakan dosa besar. Pengertian dari sihir menurut Ibnu qudomah yaitu bundelan atau buhul, mntera , dan ucapan yang diucapkan atau ditulis atau mengerjakan sesuatu yang terkena sihir dengan tidak menyentuhnya . Sedang menurut Fakhrudin Ar-azi ,sihir yaitu suatu nyang penyebabnya tidak terlihat atau samar , terbayang dalam wujud yang bukan sebenarnya dan berlangsung upaya pemutarbalikan kenyataan dan tipuan .

Dalam sihir setan ikut didalamnya ,setan membisikan kepada manusia dan membantu yang menjadikan manusia mengaku dan merasa memiliki kekuatan .

4.Membunuh dan Bunuh diri


Membunuh merupakan perbuatan yang mengakbatkan hilangnya nyawa orang lain.Pembunuhan merupakan perbuatan yang sangat dilarang  seperti yang terkandung dalam QS.AL ISRA’ Ayat 33 :

yang artinya : “Dan janganlah , kamu membunuh jiwa yang diharamkan Alloh  ( membunuhnya ), melainkan dengan suatu (alasan )yang benar ……” (AL ISRA ‘Ayat 33 )

Dan seseorang yang melakukan pembunuhan dan bunuh diri , maka pelakunya akan masuk dalam Neraka jahanam.

5.Memakan Harta Anak Yatim


Memakan harta anak yatim merupakan dosa besar seperti yang terkandung dalam Qs.An-nisa ayat 10

Artinya : ” Sesungguhnya orang – orang yang memakan harta anak yatim secara dzalim , sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk kedalam api yang menyala – nyala ( neraka ).”(QS.An-nisa ayat 10 )

6.Riba


Riba merupakan dosa besar,hal ini dijelaskan dalam firman ALLOH yang terkandung pada QS.AL-Baqarah (20) ayat 278

Artinya :
Dosa riba sangat lah besar seperti yang digambarkan Rosulullah dalam sabdanya yang artinya : “Pada riba terdapat tujuh puluh dosa , yang paling ringan adalah seperti orang yang menggauli ibunya ” ( Diriwayatkan Ibnu Majah dan Baihaqi dari hadist Abu Hurairah )

Pihak – pihak yang mendapatkan dosa riba , yaitu :

a. pemakan riba .

b. Pemberi makan riba .

c. Saksinya .

d. Penulisnya .

7.zina, homo seks dan semisalnya


Zina yaitu melakukan hubungan badan bukan dengan suami atau istrinya .

Zina adalah perbuatan yang sangat dilarang dan merupakan seburuk – buruknya perbuatan . Telah dijelaskan dalam Qs. Al – isra ayat 32 ;

Artinya :
Didalam kandungan surat tersebut terdapay larangan bahwa jangan mendekati zina apa lagi melakukan zina. Serta semua perbuatan yang menjerumus ke zina sangat diharamkan seperti pacaran , bermesraan , berpelukan , berciuman , berpelukan , pornografi , porno aksi dan perbuatan tercela lain dalam bentuk apapun .

Termasuk juga Homo seks atau lesbi ( semisalnya ) juga dilarang ,telah dijelaskan dalam QS. As- Syura ayat 165-166 yang artinya : ” Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki diantara manusia dan kalian tinggalkan istri – istri yang dijadikan oleh pemelihara kalian untuk kalian bahkan kalian adalah kaum yang melampaui batas . “

8.Menuduh berzina 


Menuduh berzina atau disebut juga dengan qadzaf  yaitu menuduh seseorang melakukan perbuatan zina tanpa ada saksi dan bukti yang kuat.

Qadzaf adalah dosa  besar yang pelakunya akan mendapatkan siksaan yang begitu dahsyat , seperti yang dijelaskan dalam Qs.An-Nur ayat 23 , yang artinya :

“Sesungguhnya orang yang menuduh wanita – wanita yang baik – baik yang lengah lagi beriman ( dengan tuduhan zina ) mereka itu dilaknat di dunia dan di akhirat dan bagi mereka ada adzab yang besar . “( QS. An – Nur Ayat 23 )

9.Meninggalkan Sholat


Meninggalkan sholat merupakan dosa besar ,karena orang yang meninggalkan sholat berarti menuruti hawa nafsunya dan pelakunya akan masuk ke dalam Ghayyun yaitu lembah yang sangat dalam di dalam neraka jahannam yang baunya sangat busuk .

10.judi & khamr (minuman keras )


Judi dan khamr adalah perbuatan yang sangat dilarang di dalam agama Islam dan termasuk dalam dosa besar.
Judi yaitu perbuatan mempertaruhkan barang atau yang lainnya dengan tujuan mendapatkan untung sebesar – besarnya .
Khamr yaitu sesuatu yang memabukkan dan menutup akal sehat .

SEMOGA BERMANFAAT

5 Macam-macam Hadits Berdasarkan Jumlah Perawi

Macam-macam Hadits Berdasarkan Jumlah Perawi

Berikut Adalah Macam-macam Hadits Berdasarkan Jumlah Perawi :

1.Hadits Mutawatir

Hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa snad yang terpercaya. Beberapa hal yang harus dipenuhi agar bisa disebut hadits mutawatir:
- Isi hadits harus hal-hal yang dapat dicapai panca indra
- Orang-orang yang meriwayatkannya harus benar-benar terpercaya.
- Orang-orang yang meriwayatkan harus hidup pada satu zaman

2.Hadits Ahad

Hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Pembagian hadits ahad:

3.Hadits Shahih

Hadits yang bersambung sanadnya, dirwayatkan oleh orang yang adil dan dhobit (kuat hafalannya). Syarat-syarat hadits shahih:
- Isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
- Sanadnya bersambung
- Diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhobit
- Tidak syadz (bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)
- Tidak cacat walaupun tersembunyi

4.Hadits Hasan

Hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tidak disangka dusta dan tidak syadz

5.Hadits Dha’if

Hadits yang diriwayatkan oleh oarang yang tidak adil,tidak dhobit,syadz, dan cacat.

Kedudukan dan Fungsi Al- Hadist

Kedudukan dan Fungsi Al- Hadist

Kedudukan Hadits terhadap Al-Qur’an

Hadits Nabi SAW. Merupakan penafsiran Al-Qur’an dalam praktek atau penerapan ajaran Islam secara faktual dan ideal. Demikian ini mengingat bahwa pribadi Rasulullah merupakan perwujudan dari Al-Qur’an yang ditafsirkan untuk manusia, serta ajaran Islam yang dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun kedudukan hadits terhadap Al-Qur’an, sedikitnya mempunya tiga fungsi pokok yaitu:
1.    Memperkuat dan menetapkan hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an (sebagai bayan taqrir).
2.    Memberikan penafsiran terhadap ayat-ayat yang masih bersifat mujmal dan bersifat mutlak (bayan tafsir).
3.    Menetapkan hukum aturan-aturan yang tidak didapati( diterangkan di dalam Al-Qur’an), misalnya dalam masalah perkawinan (nikah).









8 Keutamaan Mendasar Berhijab bagi Wanita Muslimah Dalam Islam

Al Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al hijab adalah benda yang menutupi sesuatu. Dalam kitab Al Ta’rifat dijelaskan bahwa Al Hijab adalah segala sesuatu yang terhalang dari pencarian kita, dalam arti bahasa berarti ma’nu yaitu mencegah, contohnya mencegah diri kita dari penglihatan orang lain.
 8 Keutamaan Mendasar Berhijab bagi  Wanita Muslimah Dalam Islam

8 keutamaan berhijab bagi wanita Muslimah 


1.Hijab Itu Adalah Ketaatan Kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
            Kita diwajibkan hanya untuk taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya berdasarkan firman Allah SWT yang artinya : “ Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah SWT dan rasul Nya telah menetapkan suatu ketetapan,akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasulnya, maka sesungguhnya dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata”. ( Q. S. Al-Ahzab : 36 ).

2.Hijab Itu Adalah ‘Iffah ( Menahan Diri Dari Maksiat ) dan Kemuliaan
            Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘iffah (menahan diri dari maksiat). Allah SWT berfirman : “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu”. ( Q. S. Al-Ahzab : 59 ).

3.Hijab Itu Adalah Kesucian
            Allah SWT menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mukmin, laki-laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci. Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT berfirman yang artinya : “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya”. ( Q. S. Al-Ahzab : 32 ).

4.Hijab Itu Adalah Pelindung
            Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah  SWT itu malu dan melindungi serta menyukai rasa malu dan perlindungan”.

5.Hijab Itu Adalah Ketaqwaan
            Allah SWT berfirman yang artinya : “Hai anak Adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik”. ( Q. S. Al-A’raf : 26 ).

6.Hijab Itu Adalah Keimanan
            Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mukminin, yaitu Aisyah Radhiyallahu Anha dengan pakaian tipis, lalu Beliau berkata : “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka ketahuilah bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian bukan wanita beriman, makan silahkan nikmati pakaian itu”.

7.Hjab Itu Adalah Haya’ ( Rasa Malu )
            Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak, dan akhlak Islam itu adalah rasa malu “.

8.Hijab Itu Adalah Rasa Cemburu
            Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-laki sempurna yang tidak senang dengan pandanga-pandangan khianat yang tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada masa jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk menjaga kehormatannya.

            Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata : “Telah sampai kepadaku bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam (non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu ? Sesungguhnya tidak ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu”.

Pengertian Dan Perbedaan Hadist, Sunnah, Khobar dan Atsar

Pengertian Hadist, Sunnah, Khobar dan Atsar

A.    Pengertian Hadist, Sunnah, Khobar dan Atsar

1.     Al-Hadits

Dalam kamus besar bahasa Arab [al-‘ashri], Kata Al-Hadits berasal dari bahasa Arab “al-hadist” yang berarti baru, berita.  Ditinjau dari segi bahasa, kata ini memiliki banyak arti, dintaranya:
a.       al-jadid (yang baru), lawan dari al-Qadim (yang lama)
b.      Dekat (Qarib), tidak lama lagi terjadi, lawan dari jauh (ba’id)
c.       Warta berita (khabar), sesuatu yang dipercayakan dan dipindahkan dari sesorang kepada orang lain.

Allah juga menggunakan kata hadits dengan arti khabar sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

Artinya: “Maka hendaklah mereka mendatangkan suatu kabar (kalimat) yang semisal Al-Qur’an itu, jika mereka orang-orang yang benar” (QS. At-Thur: 34).
Hadits itu terdiri dari tiga unsur yang ketiga unsur ini hanya bersumber dari Nabi Muhammad, ketiga unsur itu adalah:
a.    Perkataan. Yang dimaksud dengan perkataan  Nabi Muhammad ialah sesuatu yang pernah dikatakan oleh beliau dalam berbagai bidang.
b.    Perbuatan. Perkataan Nabi merupakan suatu cara yang praktis dalam menjelaskan peraturan atau hukum syara’. Contohnya cara Sholat.
c.    Taqrir. Arti taqrir adalah keadaan beliau mendiamkam, tidak menyanggah atau menyetujui apa yang dilakukan para sahabat.

2.      As-Sunnah          

Menurut bahasa sunnah berarti

“Jalan yang terpuji ”.
Firman Allah s.w.t

“Dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati peubahan pada sunnah Allah”.
Menurut istilah as-sunnah adalah pensarah Al-Qur’an, karena Rasulullah bertugas menyampaikan Al-Qur’an dan menjelaskan pengertiannya. Maka As-asunnah menerangkan ma’na Al-Qur’an, adalah dengan cara:
a.       Menerangkan apa yang dimaksud dari ayat-ayat mudjmal, seperti menerangkan waktu-waktu sembayang, bilangan raka’at, kaifiyat ruku’, kaifiyat sujud, kadar-kadar zakat, waktu-waktu memberikan zakat, macam-macamnya dan cara-cara mengerjakan haji. Karena inilah Rasulullah s.a.w. bersabda:
Artinya “ambillah olehmu dariku perbuatan-perbuatan yang dikerjakan dalam ibadah haji”.
b.      Menerangkan hukum-hukum yang tidak ada didalam Al-Qur’an seperti mengharamkan kita menikahi seseorang wanita bersamaan dengan menikahi saudaranya ayahnya, atau saudara ibunya, seperti mengharamkan kita makan binatang-binatang yang bertaring.
c.       Menerangkan ma’na lafad, seperti mentafsirkan al maghdlubi ‘alaihim dengan orang yahudi dan mantafsirkan adldlallin, dengan orang nasroni.

3.    Khabar

Secara etimologis khabar  berasal dari kata :khabar, yang berarti ‘berita’.Adapun secara terminologis, para ulama Hadits tidak sepakat dalam menyikapi lafadz tersebut.sebagaimana mereka berpendapat adalah sinonim dari kata hadits dan sebagian lagi tidak demikian.Karena Khabar adalah berita, baik berita dari Nabi SAW, maupun dari sahabat atau berita dari tabi’in.
Sementara Khabar menurut ahli Hadits, yaitu : “Segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW atau dari yang selain Nabi SAW”.
Ulama lain mengatakan Khabar adalah sesuatu yang datang selain dari Nabi SAW, sedang yang datang dari Nabi SAW disebut Hadits. Ada juga ynag mengatakan bahwa Hadits lebih umum dan lebih luas daripada Khabar, sehingga tiap Hadits dapat dikatakan Khabar, tetapi  tidak setiap Khabar  dikatakan Hadits.
Karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa Khabar itu menyangkut segala sesuatu yang datang dari selain Nabi SAW. Sedangkan Hadits khusus untuk segala sesuatu yang berasal dari Nabi SAW.

4.      Atsar

Atsar dari segi bahasa artinya bekas sesuatu atau sisa. Sesuatu dan berarti pula nukilan (yang dinukilkan). Karena doa yang dinukilkan / berasal dari Nabi SAW. Dinamkan doa maksur.
Sedangkan atsar menurut istilah “yaitu segala sesuatu yang diriwayatkan dari sahabat danboleh juga disandarkan pada perkataan Nabi SAW”.


B.     Perbedaan Hadits dengan Sunnah, Khabar dan Atsar

Para ulama juga membedakan antara hadits, sunnah, khabar dan atsar sebagai berikut:
a.    Hadits dan sunnah: hadits terbatas pada perkataan, perbuatan, takrir yang bersumber pada Nabi SAW, sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, tabiat, budi pekerti atau perjalanan hidupnya, baik sebelum di angkat menjadi rasulmaupun sesudahnya.
b.    Hadits dan khabar: sebagian ulama hadits berpendapat bahwa khabar sebagai suatu yang berasal atau disandarkan kepada selain nabi SAW., hadits sebagai sesuatu yang berasal atau disandarkan pada Nabi SAW.
c.    Hadits dan atsar: jumhur ulama berpendapat bahwa atsar sama artinya dengan khabar dan hadits. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa atsar sama dengan khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW, sahabat dan tabiin

4 Kriteria Hadist Secara Umum

4 Kriteria Hadist Secara Umum

1. Sanad

Kata “Sanad” menurut bahasa adalah “sandaran” atau sesuatu yang akan dijadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena hadist bersandar kepadanya. Sedangkan menurut istilah, terdapat perbedaan rumusan pengertian. Al-Badru bin Jama’ah dan Al-Thiby mengatakan bahwa :“Berita tentang jalan matan”
.

2. Matan

Kata “matan” atau “al-matn” menurut bahasa berarti Mairtafa’a min al-ardi (tanah yang meninggi). Sedangkan menurut istilah ahli hadits adalah : “Perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nai SAW. Yang disebutkan sanadnya”

3. Rawi ( periwayat)

Kata “rawi” atau “al-rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits (naqil al-hadits).
Dari berbagai pengertian tentang sanad, matan dan rawi dengan berbagai urgensi yang berbeda-beda yang menunjukan begitu indah perbedaan pemikiran yang menghiasi pengertian tentang sanad, matan dan rawi. Dengan ini kami menyimpulkan bahwa yang dimaksud sanadadalah orang-orang yang meriwayatkan hadits atau yang menyampaikan hadits pada matan.Matan adalah isi, materi atau lafadz hadits itu sendiri sedangkan rawi adalah orang yang menghimpun dan membukukan hadits.

4.  Mukharrij               

Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa’il (bentuk pelaku) dari kata takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik. sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya).

Hadist Tentang Iman, Islam, Ihsan dan kewajiban beriman kepada takdir

Hadist Tentang Iman, Islam, Ihsan dan kewajiban beriman kepada takdir

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam muncul di antara kaum muslimin. Lalu datang seorang laki-laki dan bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Iman itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, rasul-rasul-Nya dan kepada hari berbangkit. Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, apakah Islam itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Islam adalah engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun, mendirikan salat fardu, menunaikan zakat wajib dan berpuasa di bulan Ramadan. Orang itu kembali bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Dan jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu.

Orang itu bertanya lagi: Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat itu? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: Orang yang ditanya mengenai masalah ini tidak lebih tahu dari orang yang bertanya. Tetapi akan aku ceritakan tanda-tandanya; Apabila budak perempuan melahirkan anak tuannya, maka itulah satu di antara tandanya. Apabila orang yang miskin papa menjadi pemimpin manusia, maka itu tarmasuk di antara tandanya. Apabila para penggembala domba saling bermegah-megahan dengan gedung. Itulah sebagian dari tanda-tandanya yang lima, yang hanya diketahui oleh Allah.

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam membaca firman Allah Taala: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Kemudian orang itu berlalu, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Panggillah ia kembali! Para sahabat beranjak hendak memanggilnya, tetapi mereka tidak melihat seorang pun. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Ia adalah Jibril, ia datang untuk mengajarkan manusia masalah agama mereka. (Shahih Muslim No.10)